makalah psikologi kepribadian teori b.f skinner dan bandura
BAB IPENDAHULUAN A.
Latar BelakangBanyak teori tentang belajar yang telah berkembang
mulai abad ke 19 sampai sekarang ini. Pada awal abad ke-19 teori belajar yang
berkembang pesat dan memberi banyak sumbangan terhadap para ahli psikologi
adalah teori belajar tingkah laku (behaviorisme) yang awal mulanya
dikembangkan oleh psikolog Rusia Ivan
Pavlav (tahun 1900-an) dengan teorinya yang dikenal dengan istilah
pengkondisian klasik (classical conditioning) dan kemudian teori belajar
tingkah laku ini dikembangkan oleh beberapa ahli psikologi yang lain seperti
Edward Thorndike, B.F Skinner dan Gestalt.Albert Bandura adalah
salah seorang behavioris yang menambahkan aspek kognitif terhadap behaviorisme
sejak tahun 1960.Sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial, salah satu
konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari
fikiran, pemahaman, dan evaluasi.Teori Pembelajaran
Sosial yang dikemukakan oleh Bandura telah memberi penekanan tentang bagaimana
perilaku manusia dipengaruhi oleh persekitaran melalui peneguhan
(reinforcement) dan pembelajaran peniruan (observational learning), dan cara
berfikir yang dimiliki terhadap sesuatu maklumat dan juga sebaliknya, yaitu
bagaimana tingkah laku kita mempengaruhi persekitaran dan menghasilkan
peneguhan (reinforcement) dan peluang untuk diperhatikan oleh orang lain
(observational opportunity).B.
Rumusan Masalah1. Biografi
Ringkas B.F. Skinner
2. Perintis
Dari Behaviorisme Ilmiah Skinner
3. Behaviorisme
Ilmiah
4.
Bagaimana
biografi Albert Bandura
5. Bagaimana
teori behavioristik menurut Albert Bandura
6. Bagaimana
teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura
C.
Tujuan Dan Manfaat1. Mengetahui
biografi ringkas B.F. Skinner
2. Mengetahui
perintis dari behaviorisme ilmiah Skinner
3. Mengetahui
behaviorisme ilmiah
4. Dapat
mengetahui struktur kepribadian menurut Albert Bandura
5. Dapat
mengetahui dinamika kepribadian menurut Albert Bandura
6. Dapat
mengetahui perkembangan kepribadian menurut Albert Bandura
BAB IIPEMBAHASAN A.
Boigrafi Ringkas B.F. SkinnerBurhuss Frederick
Skinner lahir 20 Maret 1904, di kota kecil Pennsylvania Susquehanna. Anak
pertama pasangan William Skinner dan Grace Mange Burrhus Skinner. Ayahnya
adalah seorang pengacara, dan ibunya yang kuat dan cerdas sebagai ibu rumah
tangga. Ia merefleksikan tahun-tahun awal kehidupannya sebagai suatu masa dalam
lingkungan yang stabil, di mana belajar sangat dihargai dan disiplin sangat
kuat. Skinner mendapat gelar BA-nya dalam sastra bahasa inggris pada tahun 1926
dari Presbyterian-founded Humilton College. Setelah wisuda, ia menekuni dunia
tulis menulis sebagai profesinya selama dua tahun. Pada tahun 1928, ia melamar
masuk program pasca sarjana psikologi Universitas Harvard. Ia memperoleh MA
pada tahun 1930 dan Ph.D pada tahun 1931. Pada tahun 1945, dia menjadi kepala
departemen psikologi Universitas Indiana. Kemudian 3 tahun kemudian, tahun
1948, dia diundang untuk datang lagi ke Universitas Harvard. Di Universitas
tersebut dia menghabiskan sisa karirnya. Skinner adalah seseorang yang aktif
dalam berbagai kegiatan, seperti melakukan berbagai penelitian, membimbing
ratusan calon doktor, dan menulis berbagai buku. Meski tidak sukses sebagai
penulis buku fiksi dan puisi, ia menjadi salah satu penulis psikologi terbaik.
Salah satu karyanya yang terkenal adalah Walden II. Pada tanggal 18 Agustus
1980, Skinner meninggal dunia karena penyakit Leukemia.B.
Perintis Dari Behaviorisme Ilmiah SkinnerSelama berabad-abad,
pengamat perilaku manusia telah mengetahui bahwa manusia pada umumnya melakukan
hal-hal yang mempunyai konsekuensi yang menyenangkan dan menghindari hal-hal
yang membawa konsekuensi yang bersifat menghukum. Akan tetapi psikolog yang
pertama kali mempelajari secara sistematis konsekuensi dari perilaku adalah
Edward L. Thorndike, yang pada awalnya bekerja dengan binatang ( Thorndike,
1898,1913) dan kemudiaan dengan manusia (Thorndike, 1913). Thorndike
mengobservasi bahwa pembelajaran pada umumnya terjadi karena adanya suatu efek
yang mengikuti suatu respons, dan ia menyebut hasil observasinya sebagai hukum
akibat (law of effect). Sebagaimana pertama kali dirumuskan oleh Thorndike,
hukum dari efek ini mempunyai dua bagian. Bagian pertama menyatakan bahwa
respons terhadap suatu stimulus yang diikuti langsung oleh pemuas cenderung akan
“disimpan”;bagian kedua menyatakan bahwa respons terhadap suatu stimulus yang
diikuti langsung oleh penganggu akan “dibuang”. Kemudian, Thorndike merevisi
hukum ini dengan meminimalisasai signifikansi pengganggu. Ketika penghargan
(reward) atau pemuas menguatkan hubungan antara suatu stimulus dengan suatu
respon, hukuman (punishment) atau pengganggu biasanya tidak melemahkan hubungan
tersebut. Artinya, menghukum suatu perilaku hanya menghambat perilaku tersebut;
tetapi tidak “membuangnya”. Skinner (1954) menerima bahwa hukum akibat sangat
krusial untuk mengontrol perilaku dan melihat pekerjaannnya adalah untuki
memastikan bahwa suatu efek benar-benar terjadi dan efek tersebut terjadi
dibawah suatu kondisi optimal untuk belajar. Ia juga setuju dengan Thorndike
bahwa efek dari penghargaan lebih dapat diprediksi dari pada efek dari hukuman
dalam membentuk suatu perilaku.Behaviorisme
IlmiahSeperti Thorndike dan
Watson, Skinner bersikeras bahwa perilaku manusia harus di pelajari secara
ilmiah. Aliran behaviorisme ilmiahnya berpendapat bahwa perilaku dapat
dipelajari dengan baik tanpa referensi mengenai kebutuhan, insting, dan motif.
Mengatribusikan motivasi pada perilaku manusia sama saja dengan mengatribusikan
kemauan bebas kepada fenomena alam. Namun kebanyakan psikolog kepribadian
berasumsi bahwa manusia termotivasi oleh dorongan internal dan pemahaman dari
dorongan tersebut menjadi penting.PengondisianSkinner ( 1953 )
mengenali dua bentuk pengondisian, klasik dan operan. Melalui pengondisian
klasik ( yang disebut Skinner sebagai pengondisian responden ), suatu respons
diperoleh dari sebuah organism dengan suatu stimulus yang spesifik dan dapat
diidentifikasi. Dengan pengondisian operan ( yang disebut juga sebagai
pengondisian Skinnerian ), sebuah perilaku dibuat lebih mungkin untuk terjadi
saat diberikan penguatan secara langsung.Organisme
ManusiaMenurut Sinner (1987)
perilaku manusia dan kepribadian manusia dibentuk oleh tiga kekuatan : (1)
seleksi alam, (2) praktik budaya, (3) sejarah seseorang atas penguatan yang
diterimanya. Akan tetapi, pada akhirnya seleksi alam, sejak pengondisian operan
adalah suatu proses yang berevolusi dan praktik budaya menjadi aplikasi
spesialnya.Kepribadian
Yang Tidak SehatTeknik kontrol sosial
dan kontrol diri kadang-kadang memberikan dampak yang merusak, yang dapat
berakibat pada perilaku yang tidak pantas dan perkembangan kepribadian yang
tidak sehat.Strategi
PerlawananSaat kontrol sosial
yang terasa berlebih, manusia dapat menggunakan tiga strategidasar untuk
melawan hal tersebut, mereka dapat menghindar, memberontak atau menggunakan
resistensi pasif (Skinner, 1953). Dengan strategi mertahan melalui menghindar,
manusia menarik diri dari agen yang melakukan kontrol secara fisik atau
psikologis. Manusia yang melawan dengan menghidar akan mengalami kesuliatan
untuk terlibat dalam hubungan personal yang intim, cenderung menjadi tidak
percaya pada orang lain, dan memilih untuk hidup sendirian tanpa adanya
keterlibatan.Perilaku
yang Tidak PantasPerilaku yang tidak
pantas merupakan hasil dari teknik melawan kontrol sosial yang merugiukan diri
sendiri atau dari usaha yang gagal dalam melakukan kontrol diri, terutama saat
salah satu dari kegagalan ini diikuti oleh emosi yang kuat. Seperti kebnayakan
perilaku, respon yang tidak pantas atau tidak sehat dipelajari. Perilaku
tersebut terbentuk dari penguatan negatif dan positif, khususnya oleh dapmpak
dari hukuman. C.
Biografi Albert BanduraAlbert Bandura
dilahirkan pada 4 Desember 1925, di Mundare, suatu kota kecil di dataran utara
Alberta, Kanada. Ia tumbuh sebagai anak laki-laki satu-satunya dari keluarga
dengan lima kakak perempuan. Kedua orang tuanya telah bermigrasi dari negara
Eropa Timur saat mereka remaja.Ayahnya berasal dari Polandia dan ibunya berasal
dari Ukrania.Bandura didukung oleh kakak-kakak perempuannya untuk menjadi
mandiri dan dapat bergantung pada dirinya sendiri.Ia juga belajar untuk
mengarahkan dirinya sendiri di sekolah kecil yang ada di kota tersebut, yang
hanya sedikit memiliki guru dan sumber daya. Ia menjadi siswa di sekolah
menengah atas yang hanya memiliki dua pengajar untuk mengajarkan keseluruhan
kurikulum. Dalam lingkungan seperti itu, proses belajar bergantung pada
inisiatif dari para pelajar, sebuah situasi yang sangat sesuai untuk seorang
pelajar yang brilian seperti Bandura.Pelajar lainnya juga terlihat sangat
berkembang dalam atmosfir seperti ini.Hampir semua teman sekelas Bandura
kemudian memasuki universitas, pencapaian yang tidak biasa untuk masa awaltahun
1940-an.D.
Teori Behavioristik Menurut Albert BanduraTeori pembelajaran
sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional
(behavioristik).Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura
(1986).Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori
belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada kesan dari
isyarat-isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal. Jadi
dalam teori pembelajaran sosial kita akan menggunakan penjelasan-penjelasan
reinforcement eksternal dan penjelasan-penjelasan kognitif internal untuk
memahami bagaimana belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar sosial,
manusia itu tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam dan juga tidak
dipukul oleh stimulus-stimulus lingkungan. Bandura memiliki
pendapat (asumsi) tersendiri dalam kaitannya dengan hakikat manusia dan
kepribadian.Asumsinya itu adalah sebagai berikut:1. Manusia
pada hakikatnya adalah makhluk yang sadar, berpikir, merasa dan mengatur
tingkah lakunya sendiri.Dengan demikian manusia bukan seperti pion atau bidak
yang mudah sekali dipengaruhi atau dimanipulasi oleh lingkungan. Hubungan
antara manusia dengan lingkungan bersifat saling mempengaruhi satu sama
lainnya.
2. Kepribadian
berkembang dalam konteks sosial, interaksi antara satu sama lainnya.Dengan
demikian teori kepribadian yang tepat adalah yang mempertimbangkan konteks
sosial tersebut.
E.
Bandura Dan Teori Belajar SosialSejumlah ahli psikologi
percaya bahwa para penganut teori perilaku (behavioris) pada dasarnya benar
ketika mereka mengatakan bahwa perkembangan dipelajari dan dipengaruhi secara
kuat oleh pengalaman-pengalaman lingkungan.Akan tetapi, mereka juga menilai
Skinner telah bergerak terlalu jauh dengan menyatakan bahwa kognisi tidak
penting dalam memahami perkembangan.Untuk itu lahirlah teori belajar sosial,
yakni sebuah teori perluasan dari behaviorisme yang menekankan pentingnya
perilaku, lingkungan dan kognisi sebagai faktor kunci dalam perkembangan.Salah
seorang arsitek utama teori belajar sosial versi kontemporer adalah Albert
Bandura, pakar psikologi dari Standford University.Teori belajar sosial
(social learning theory) dari Bandura, didasarkan pada konsep saling menentukan
(reciprocal determinism), tanpa penguatan (beyond reinforcement), dan
pengaturan diri/berfikir (self-regulation/cognition).Teori belajar sosial
menempatkan “reciprocal determinism” sebagai prinsip dasar untuk menganalisis
fenomena psikososial dalam berbagai tingkat yang kompleks, terentang dari
perkembangan intrapersonal, tingkah laku interpersonal, fungsi interaksi
organisasi sampai ke sistem sosial.1. Determinisme
timbal balik adalah teori yang ditetapkan oleh psikolog Albert Bandura bahwa
perilaku seseorang baik pengaruh dan dipengaruhi oleh faktor pribadi dan
lingkungan sosial.
2. Tanpa
renforsemen : Bandura memandang teori Skinner dan Hull terlalu bergantung
kepada reforsemen. Jika setiap unit respon sosial yang kompleks harus
dipilah-pilah untuk direnforse satu persatu, bisa jadi orang malah tidak
belajar apapun.
3. Kognisi
dan Regulasi diri : Konsep Bandura menempatkan manusia sebagai pribadi yang
dapat mengatur diri sendiri (self regulation), mempengaruhi tingkah laku dengan
caramengatur lingkungan, menciptakan dukungan kognitif, mengadakan konsekuensi
bagi tingkah lakunya sendiri.
Struktur
Kepribadian1. Sistem
Self (Self System)
Tidak seperti Skinner
yang teorinya tidak memiliki konstruk self, Bandura yakin bahwa pengaruh yang
ditimbulkan oleh self sebagai salah satu determinan tingkah laku tidak dapat
dihilangkan tanpa membahayakan penjelasan dan kekuatan peramalan. Dengan kata
lain, self diakui sebagai unsur struktur kepribadian. Saling determinis
menempatkan semua hal saling berinteraksi, dimana pusat atau permulaannya
adalah sistem self.Sisetem self bukan unsur psikis yang mengontrol tingakah laku,
tetapi mengacu ke struktur kognitif yang memberi pedoman mekanisme dan
seperangkat fungsi-fungsi persepsi, evaluasi, dan pengaturan tingkah
laku.Pengaruh self tidak otomatis atau mengatur tingakah laku secara otonom,
tetapi self menjadi bagian dari sistem interaksi resiprokal.2. Efikasi
Diri (Self Efication)
Efikasi adalah
penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat
atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang
dipersyaratkan.Efikasi ini berbeda dengan aspirasi (cita-cita), karena
cita-cita menggambarkan sesuatu yang ideal yang seharusnya (dapat dicapai),
sedang efikasi menggambarkan penilaian kemampuan diri.3. Efikasi
Kolektif (Collective Efficacy)
Keyakinan masyarakat
bahwa usaha mereka secara bersama-sama dapat menghasilkan perubahan sosial
tertentu, disebut efikasi kolektif.Ini bukan ‘jiwa kelompok’ tetapi lebih
sebagai efikasi pribadi dari banyak orang yang bekerja bersama.Bandura
berpendapat, orang berusaha mengontrol kehidupan dirinya bukan hanya melalui
efikasi diri individual, tetapi juga melalui efikasi kolektif.Misalnya dalam
bidang kesehatan, orang memiliki efikasi diri yang tinggi untuk berhenti
merokok atau melakukan diet, tetapi mereka efikasi kolektifnya rendah dalam hal
mengurangi polusi lingkungan, bahaya tempat kerja, dan penyakit infeksi.Dinamika
KepribadianMenurut Bandura,
motivasi adalah konstruk kognitif yang mempunyai dua sumber, gambaran hasil
pada masa yang akan datang (yang dapat menimbulakan motivasi tingkah laku saat
ini), dan harapan keberhasilan didasarkan pada pengalaman menetapkan dan
mencapai tujuan-tujuan antara. Dengan kata lain, harapan mendapat reinforsemen
pada masa yang akan datang memotivasi seseorang untuk bertingkah laku tertentu.Bandura setuju bahwa
penguatan menjadi penyebab belajar.Namun orang juga dapat belajar dengan
penguat yang diwakilkan (vicarious reinforcement), penguat yang ditunda
(expectation reinforcement), atau bahkan tanpa reinforcement (beyond
reinforcement).1. Penguatan
Vikarius (vicarious reinforcement): mengamati orang lain yang mendapat
penguatan, membuat orang ikut puas dan berusaha belajar gigih agar menjadi
seperti orang itu.
2. Penguatan
yang ditunda (expectation reinforcement): orang terus menerus berbuat tanpa
mendapat penguatan, karena yakin akan mendapat penguatan yang sangat memuaskan
pada masa yang akan datang.
3. Tanpa
penguatan (beyond reinforcement): belajar tanpa ada reinforsemen sama sekali,
mirip dengan konsep otonomi fungsional dari Allport.
Perkembangan
Kepribadian1. Belajar
Melalui Observasi
Menurut Bandura,
kebanyakan belajar terjadi tanpa renforsemen yang nyata. Dalam penelitiannya,
ternyata orang dapat mempelajari respon baru dengan melihat respon orang lain,
bahkan belajar tetap terjadi tanpa ikut melakukan hal yang dipelajari itu, dan
model yang diamatinya juga tidak mendapat renforsemen dari tingkah lakunya.2. Dampak
Belajar
Setiap kali respon
dibuat, akan diikuti dengan berbagai konsekuensi, ada yang konsekuensinya
menyenangkan, ada yang tidak menyenangkan, ada yang tidak masuk ke kesadaran sehingga
dampaknya sangat kecil.1. Pemberi
informasi: memberi infomasi mengenai dampak dari tingakh laku, informasi ini
dapat disimpan untuk dipakai membimbing tingkah laku pada masa yang akan
datang.
2. Memotivasi
tingkah laku yang akan datang: menyajikan data sehingga orang dapat
membayangkan secara simbolik hasil tingkah laku yang akan dilakukannya, dan
bertingkah laku sesuai dengan peramalan-peramalan yang dilakukannya. Dengan
3. Penguat
tingkah laku: keberhasilan akan menjadi penguat sehingga tingkah laku menjadi
berpeluang diulangi, sebaiknya kegagalan membuat tingkah laku cenderung tidak
diulang.
Aplikasi1. Psikopatologi
Bandura sependapat
dengan Eysenck dan Wolpe bahwa terapi tingkah laku dapat efektif mengurangi
reaksi kecemasan.Dia tidak percaya bahwa tekanan emosional menjadi elemen kunci
penyebab reaksi takut yang berlebihan, sehingga harus dihilangkan agar tingkah
laku dapat berubah. Menurutnya, masalah pokoknya ada;lah orang percaya bahwa
dirinya tidak dapat menangani situasi tertentu secara efektif. Karena itu perlu
dikembanggkan self-effficiay, agar terjadi perubahan tingkah laku.Konsep
determinis resiprokal menganggap tingkah laku dipelajari sebagai akibat dari
interaksi antara pribadi -tingkah laku- lingkungan, termasuk tingkah laku yang
menyimpang.Tingkah laku patologis itu dipengaruhi oleh faktor kognitif, proses
neurofisiologis, pengalaman masa lalu yang mendapat penguatan, dan nilai
fasilitastif dari lingkungan. 2. Psikoterapi
Sama halnya dengan
respon emosi yang dapat diperoleh secara langsung atau secara vicarious,
menghilangkan tingkah laku (yang tidak dikehendaki) dapat dilakukan secara
langsung atau secara vicariouspula.Penakut dapat mengubah rasa takutnya dengan
melihat model yang tanpa rasa takut berinteraksi dengan hal yang ditakutkan itu.Secara umum, terapi
yang dilakukan Bandura adalah terapi kognitif-sosial.Tujuannya untuk
memperbaiki regulasi self, melalui pengubahan tingkah laku dan mempertahankan
perubahan tingkah laku yang terjadi.Ada tiga tingkatan keefektifan suatu
tritment yakni, tingkat induksi perubahan, generalisai dan pemeliharaan.3. Metodologi
Bandura banyak meneliti
masalah dunia nyata dalam laboratorium, seperti masalah agresi, fobia,
penyembuhan dari serangan jantung, perolehan kemampuan matematik pada
anak.Tujuan pokoknya adalah untuk menyatukan kerangka konseptual yang dapat
mencakup berbagai hal yang mempengaruhi perubahan tingkah laku.Dalam setiap
kegiatan, keterampilan dan keyakinan-diri yang menjamin pemakaian kemampuan
secara optimal dibutuhkan agar diri dapat berfungsi sukses.Bandura mengembangkan
microanalytic approach: riset yang mementingkan asesmen yang ditil sepanjang
waktu untuk mencapai keselarasan antara persepsi diri dengan tingkah laku pada
setiap tahap performansi tugas. Teknik ini cocok untuk strategi penelitian yang
melacak perubahan setiap dsaat, penelitian yang menganalisis proses, bukan
hasil.Implikasi
Teori Kepribadian Behavioristik Terhadap Bimbingan Dan Konseling.a.
Tujuan bimbingan
dan konseling
Tujuan umum bimbingan
dan konseling behavioristik adalah menciptakan kondisi baru bagi proses
belajar. Dasar alasannya adalah seluruh perilaku itu hasil belajar, termasuk
perilaku yang salah sesuai hasil belajar, maka perilaku itu dapat dihapus dari
ingatan dan dapat diperbaiki.b.
Fungsi dan peran
konselor
Konselor behavioristik
harus memainkan peran aktif dan direktif dalam proses bimbingan dan
konseling.Konselor behavioristik berfungsi sebagai guru, pengarah, dan seorang
ahli dalam mendiagnosis perilaku yang salah dan ahli dalam menentukan prosedur
perbaikan yang diharapkan yang mengarah pada perilku baru yang sesuai.Kelemahan
Dan Kelebihan Teori Albert Banduraa.
Kelemahan
Teori pembelajaran
sosial Albert bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori
behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai
peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan
pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.b.
Kelebihan
Teori Bandura lebih
lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya karena itu menekankan bahwa
lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui sistem kognitif orang
tersebut.Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata - mata refleks
atas stimulus (S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat
interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri. BAB IIIPENUTUP A.
KesimpulanTeori belajar menurut
B.F Skinner yaitu Operant Conditioning
merupakan suatu bentuk belajar yang mana kehadiran respon berulang-ulang
dikendalikan oleh konsekuensinya, dimana individu cenderung mengulang-ulang
respon yang diikuti oleh konsekuensi yang menyenangkan. Adanya hukuman dan
hadiah yang diberikan akan membuat individu lebih mudah untuk belajar.Menurut Skinner unsur
yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan
hukuman (punishment).Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang
meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya,
hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya
suatu perilaku.Teori pembelajaran
sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional
(behavioristik).Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura
(1986).Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori
belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada kesan dari
isyarat-isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal. Jadi
dalam teori pembelajaran sosial kita akan menggunakan penjelasan-penjelasan
reinforcement eksternal dan penjelasan-penjelasan kognitif internal untuk
memahami bagaimana belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar sosial,
manusia itu tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam dan juga tidak
dipukul oleh stimulus-stimulus lingkungan.Teori belajar sosial
menekankan, bahwa lingkungan-lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara
kebetulan.Lingkungan-lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang
itu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura, bahwa sebagian besar manusia
belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang
lain. Inti dari teori pembelajaran sosial adalah pemodelan (modelling), dan
permodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran
terpadu.DAFTAR PUSTAKA Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian.
Malang. UMM PressFeist, J. F. (2010). Teori Kepribadian
Edisi 7 buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.http://tikaupi.blogspot.com/2012/02/burhuss-frederick-skinner_8331.htmlhttp://edukasi.kompasiana.com/2011/02/13/teori-bf-skinner-340649.html#http://www.learning-theories.com/social-learning-theory-bandura.htmlhttp://psychology.about.com/od/developmentalpsychology/a/sociallearning.htmlhttp://webspace.ship.edu/cgboer/bandura.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar