penyatuan alam

penyatuan alam
hewan dan lingkungan sekitar

Sabtu, 11 Juli 2015

kebijakan pemerintah terhadap penyakit hipertensi

Diberitakan bahwa ribuan PNS di Kabupaten Pidie terkena penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi). Pemerintah melakukan kebijakan terhadap penyakit hipertensi dengan cara kerja sama dengan PT Askes membuat Program Pengelolaan Program Pengelolaan Hipertensi, hingga kini sebanyak 574 orang yang terkena penyakit kencing manis dan 464 hipertensi yang sudah tergabung dalam komunitas terapi kencing manis dan hipertensi .
Angka di atas hanyalah puncak gunung es yang sepintas baru terlihat oleh pihak yang paling dirugikan yakni perusahaan asuransi. Yang pasti, resiko paling akbar di dunia atau terutama di negara berkembang pada dua dekade yang akan datang adalah epidemik hipertensi. Mengapa? Karena hanya smart governments dengan iklim regulasi yang sehat yang mampu secara dini mendeteksi dan mengelola resiko-resiko ini. Hipertensi yang jarang menampakkan gejala pada fase awal sehingga pemerintah yang berfokus pada ‘musuh’ yang personal sering gagal memahami ancaman-ancaman yang laten namun masif dan berbahaya. Artikel ini berfokus pada pengelolaan resiko sodium/natrium atas hipertensi.
World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi penyebab kematian 12,8% dari total penyebab kematian di seluruh dunia. Pada tahun 2008, jumlah orang dewasa (diatas 25 tahun) yang menderita hipertensi sebanyak 40%. 1 dari 3 orang dewasa menderita hipertensi. Hipertensi menjadi isu kesehatan dunia karena kontribusinya yang tinggi pada penyakit seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Di Indonesia, data ini masih bersifat anekdotal namun secara umum terkesan naiknya jumlah kasus hipertensi, sedangkan di daerah tersedia sedikit tenaga kuratif spesialis.
Jelas bahwa selain faktor penuaan, ada faktor kuat yang menyebabkan peningkatan tekanan darah, yaitu faktor perilaku seperti makanan yang tidak sehat, konsumsi alkohol berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, berat badan berlebih, merokok, dan stres yang tidak terkontrol. Konsumsi makanan yang tidak sehat seperti konsumsi makanan dengan kadar garam atau kadar natrium (sodium)
melebihi jumlah yang dianjurkan setiap hari, yakni 2000mg. Natrium berkaitan erat dengan peningkatan tekanan darah dalam tubuh.
Makanan instan adalah contoh dari sumber makanan dengan kadar natrium yang sangat tinggi. Jika masyarakat cermat mengamati tabel Nutrition Fact pada kemasan makanan instan yang dikonsumsi, maka akan ditemukan natrium atau sodium disana. Contohnya mie instan. Makanan yang ‘enak’, instan, mudah ditemukan, dan tentu saja murah ini perlu dicermati. 1 bungkus mie instan mengandung 600-1500mg natrium, sedangkan batas maksimal masukan natrium
sehari adalah 2000mg.
Jika ada seseorang mengkonsumsi 2 bungkus mie instan untuk 1 kali waktu makan dalam sehari (total natrium 2 bungkus mie = 2000-3000mg), maka Natrium yang dikonsumsi sudah mencapai angka maksimal bahkan lebih. Ini belum ditambah dengan 2 waktu makan lainnya yang tentu saja menggunakan garam dalam proses memasak. Belum lagi memasukkan faktor MSG yang mana di pedalaman lazim kami temukan anak-anak sering mengkonsumsi MSG secara
langsung sebagai cemilan.
Dalam skenario terburuk, rata-rata perilaku makan yang beresiko di atas dapat mengkonsumsi hingga 4000-5000 mg natrium sehari. Dan ini akan semakin berbahaya jika para orang tua membiarkan anaknya, sejak kecil mengkonsumsi makanan instan berlebihan. Artinya setiap orang bisa terpapar selama belasan hingga puluhan tahun pada sodium yang berlebihan, sehingga (lepas dari argumentasi soal ketahanan genetis) dengan sangat gampang mengalami peningkatan tekanan darah ketika menginjak 30an.
Beberapa negara, seperti Finlandia, USA, dan Portugal telah mulai memperhatikan hipertensi, menyadari hipertensi sebagai ancaman pembangunan, sehingga memprioritaskannya dalam kebijakan yang disiplin. Pengurangan konsumsi garam/natrium merupakan salah satu program yang paling sederhana dan cost-effective, meskipun perlu didukung kebijakan lainnya untuk menurunkan tekanan darah seseorang. Finlandia memberikan contoh nyata keberhasilannya menurunkan tekanan darah melalui program pengurangan konsumsi garam yang melibatkan kampanye berbagai media, kerja sama industri makanan, dan peraturan labeling pada makanan. Hal ini telah dilakukan Finlandia sejak akhir 1970an, dan memberikan dampak penurunan tekanan darah secara signifikan, dan penurunan kematian akibat sakit jantung dan stroke. Tidak hanya di Finlandia, negara-negara maju lainnya tak ketinggalan beberapa negara berkembang telah membuat program pengurangan konsumsi garam pada skala nasional.
Contoh kebijakan lainnya adalah penyediaan sarana untuk diagnosis dan pengobatan hipertensi secara luas. Kebijakan-kebijakan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah peduli akan kesehatan masyarakat terkait hipertensi, dan juga peduli akan masa depan negaranya. Intervensi yang bersifat kuratif seperti pengobatan dan penanganan komplikasi yang disebabkan karena hipertensi seperti operasi bypass jantung atau dialisis  akan sangat mahal. Komplikasi tersebut biasanya membutuhkan pengobatan jangka panjang, sehingga dapat menggiring keluarga pada kemiskinan. Bukan hanya pada level individu dan keluarga, pemerintah juga menggelontorkan dana besar untuk sarana kesehatan bagi penanganan komplikasi hipertensi.
Tujuan yang sesungguhnya dari kebijakan-kebijakan tersebut adalah untuk mencegah dan mengontrol hipertensi. World Health Organization (WHO) menyatakan setiap orang dewasa harus mengetahui tekanan darahnya. Seseorang dengan tekanan darah normal harus mempertahankan dan mencegah (prevensi) peningkatan tekanan darah, sedangkan orang dengan hipertensi harus ditangani dan dikontrol secara rutin sehingga tidak mengarah pada komplikasi. Semakin cepat terdeteksi, penanganan hipertensi akan semakin mudah dan murah.
Jika untuk mencapai suatu kerja sama yang berkelanjutan antara pemerintah dengan industri makanan dalam mengurangi kadar natrium memakan waktu yang lama (sedangkan hipertensi tidak dapat menunggu), maka yang paling
sederhana adalah kesadaran individual. Masyarakat dapat mengurangi konsumsi natrium secara terukur. Diperlukan kampanye pembatasan makanan instan, makanan kaleng, makanan yang diproses. Tidak hanya pengurangan konsumsi natrium, beberapa hal yang perlu diperhatikan individu adalah kontrol berat badan pada batas normal, konsumsi alkohol tidak berlebihan, tidak merokok, dan kurangi konsumsi makanan berlemak.

Di tingkat ilmu pengetahuan, pemerintah perlu menginvestasi pada preventive cardiology secara lebih sistematis. Diperlukan pemberian informasi terkait hipertensi kepada masyarakat melalui berbagai media demi membangun kesadaran individu dalam mencegah dan mengontrol hipertensi. Pemeriksaan tekanan darah rutin juga diharapkan menjadi hak setiap orang sampai ke pelosok desa. Dengan inisiatif pemerintah, diharapkan tiap warga di awal usia 20an rutin mengontrol tekanan darahnya, dan terpapar informasi seperti menurunkan penggunaan garam dan pola hidup yang mendukung. Negara akan diuntungkan dari segi kualitas hidup manusia secara umum sehingga meningkatkan produktivitas kerja, penurunan angka kematian akibat komplikasi hipertensi, serta berkurangnya beban negara untuk pengobatan penyakit jangka panjang akibat hipertensi.

1 komentar:

  1. QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
    -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
    • BandarQ
    • AduQ
    • Capsa
    • Domino99
    • Poker
    • Bandarpoker.
    • Sakong
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • WA: +62 813 8217 0873
    • BB : D60E4A61
    • BB : 2B3D83BE

    BalasHapus