Diberitakan bahwa
ribuan PNS di Kabupaten Pidie terkena penyakit hipertensi (tekanan darah
tinggi). Pemerintah melakukan kebijakan terhadap penyakit hipertensi dengan
cara kerja sama dengan PT Askes membuat Program Pengelolaan Program Pengelolaan
Hipertensi, hingga kini sebanyak 574 orang yang terkena penyakit kencing manis
dan 464 hipertensi yang sudah tergabung dalam komunitas terapi kencing manis
dan hipertensi .
Angka di atas hanyalah
puncak gunung es yang sepintas baru terlihat oleh pihak yang paling dirugikan
yakni perusahaan asuransi. Yang pasti, resiko paling akbar di dunia atau
terutama di negara berkembang pada dua dekade yang akan datang adalah epidemik
hipertensi. Mengapa? Karena hanya smart governments dengan iklim regulasi yang
sehat yang mampu secara dini mendeteksi dan mengelola resiko-resiko ini.
Hipertensi yang jarang menampakkan gejala pada fase awal sehingga pemerintah
yang berfokus pada ‘musuh’ yang personal sering gagal memahami ancaman-ancaman
yang laten namun masif dan berbahaya. Artikel ini berfokus pada pengelolaan
resiko sodium/natrium atas hipertensi.
World Health
Organization (WHO) melaporkan bahwa hipertensi atau tekanan darah tinggi
menjadi penyebab kematian 12,8% dari total penyebab kematian di seluruh dunia.
Pada tahun 2008, jumlah orang dewasa (diatas 25 tahun) yang menderita
hipertensi sebanyak 40%. 1 dari 3 orang dewasa menderita hipertensi. Hipertensi
menjadi isu kesehatan dunia karena kontribusinya yang tinggi pada penyakit
seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Di Indonesia, data ini
masih bersifat anekdotal namun secara umum terkesan naiknya jumlah kasus
hipertensi, sedangkan di daerah tersedia sedikit tenaga kuratif spesialis.
Jelas bahwa selain
faktor penuaan, ada faktor kuat yang menyebabkan peningkatan tekanan darah,
yaitu faktor perilaku seperti makanan yang tidak sehat, konsumsi alkohol
berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, berat badan berlebih, merokok, dan stres
yang tidak terkontrol. Konsumsi makanan yang tidak sehat seperti konsumsi makanan
dengan kadar garam atau kadar natrium (sodium)
melebihi jumlah yang dianjurkan setiap
hari, yakni 2000mg. Natrium berkaitan erat dengan peningkatan tekanan darah
dalam tubuh.
Makanan instan adalah
contoh dari sumber makanan dengan kadar natrium yang sangat tinggi. Jika
masyarakat cermat mengamati tabel Nutrition Fact pada kemasan makanan instan
yang dikonsumsi, maka akan ditemukan natrium atau sodium disana. Contohnya mie
instan. Makanan yang ‘enak’, instan, mudah ditemukan, dan tentu saja murah ini
perlu dicermati. 1 bungkus mie instan mengandung 600-1500mg natrium, sedangkan
batas maksimal masukan natrium
sehari adalah 2000mg.
Jika ada seseorang
mengkonsumsi 2 bungkus mie instan untuk 1 kali waktu makan dalam sehari (total
natrium 2 bungkus mie = 2000-3000mg), maka Natrium yang dikonsumsi sudah
mencapai angka maksimal bahkan lebih. Ini belum ditambah dengan 2 waktu makan
lainnya yang tentu saja menggunakan garam dalam proses memasak. Belum lagi
memasukkan faktor MSG yang mana di pedalaman lazim kami temukan anak-anak
sering mengkonsumsi MSG secara
langsung sebagai cemilan.
Dalam skenario
terburuk, rata-rata perilaku makan yang beresiko di atas dapat mengkonsumsi
hingga 4000-5000 mg natrium sehari. Dan ini akan semakin berbahaya jika para
orang tua membiarkan anaknya, sejak kecil mengkonsumsi makanan instan
berlebihan. Artinya setiap orang bisa terpapar selama belasan hingga puluhan
tahun pada sodium yang berlebihan, sehingga (lepas dari argumentasi soal
ketahanan genetis) dengan sangat gampang mengalami peningkatan tekanan darah
ketika menginjak 30an.
Beberapa negara,
seperti Finlandia, USA, dan Portugal telah mulai memperhatikan hipertensi,
menyadari hipertensi sebagai ancaman pembangunan, sehingga memprioritaskannya
dalam kebijakan yang disiplin. Pengurangan konsumsi garam/natrium merupakan
salah satu program yang paling sederhana dan cost-effective, meskipun perlu
didukung kebijakan lainnya untuk menurunkan tekanan darah seseorang. Finlandia
memberikan contoh nyata keberhasilannya menurunkan tekanan darah melalui
program pengurangan konsumsi garam yang melibatkan kampanye berbagai media,
kerja sama industri makanan, dan peraturan labeling pada makanan. Hal ini telah
dilakukan Finlandia sejak akhir 1970an, dan memberikan dampak penurunan tekanan
darah secara signifikan, dan penurunan kematian akibat sakit jantung dan
stroke. Tidak hanya di Finlandia, negara-negara maju lainnya tak ketinggalan
beberapa negara berkembang telah membuat program pengurangan konsumsi garam
pada skala nasional.
Contoh kebijakan
lainnya adalah penyediaan sarana untuk diagnosis dan pengobatan hipertensi
secara luas. Kebijakan-kebijakan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah peduli
akan kesehatan masyarakat terkait hipertensi, dan juga peduli akan masa depan
negaranya. Intervensi yang bersifat kuratif seperti pengobatan dan penanganan
komplikasi yang disebabkan karena hipertensi seperti operasi bypass jantung
atau dialisis akan sangat mahal.
Komplikasi tersebut biasanya membutuhkan pengobatan jangka panjang, sehingga
dapat menggiring keluarga pada kemiskinan. Bukan hanya pada level individu dan
keluarga, pemerintah juga menggelontorkan dana besar untuk sarana kesehatan
bagi penanganan komplikasi hipertensi.
Tujuan yang
sesungguhnya dari kebijakan-kebijakan tersebut adalah untuk mencegah dan
mengontrol hipertensi. World Health Organization (WHO) menyatakan setiap orang
dewasa harus mengetahui tekanan darahnya. Seseorang dengan tekanan darah normal
harus mempertahankan dan mencegah (prevensi) peningkatan tekanan darah,
sedangkan orang dengan hipertensi harus ditangani dan dikontrol secara rutin
sehingga tidak mengarah pada komplikasi. Semakin cepat terdeteksi, penanganan
hipertensi akan semakin mudah dan murah.
Jika untuk mencapai
suatu kerja sama yang berkelanjutan antara pemerintah dengan industri makanan
dalam mengurangi kadar natrium memakan waktu yang lama (sedangkan hipertensi
tidak dapat menunggu), maka yang paling
sederhana adalah kesadaran individual.
Masyarakat dapat mengurangi konsumsi natrium secara terukur. Diperlukan kampanye
pembatasan makanan instan, makanan kaleng, makanan yang diproses. Tidak hanya
pengurangan konsumsi natrium, beberapa hal yang perlu diperhatikan individu
adalah kontrol berat badan pada batas normal, konsumsi alkohol tidak
berlebihan, tidak merokok, dan kurangi konsumsi makanan berlemak.
Di tingkat ilmu
pengetahuan, pemerintah perlu menginvestasi pada preventive cardiology secara
lebih sistematis. Diperlukan pemberian informasi terkait hipertensi kepada
masyarakat melalui berbagai media demi membangun kesadaran individu dalam
mencegah dan mengontrol hipertensi. Pemeriksaan tekanan darah rutin juga
diharapkan menjadi hak setiap orang sampai ke pelosok desa. Dengan inisiatif
pemerintah, diharapkan tiap warga di awal usia 20an rutin mengontrol tekanan
darahnya, dan terpapar informasi seperti menurunkan penggunaan garam dan pola
hidup yang mendukung. Negara akan diuntungkan dari segi kualitas hidup manusia
secara umum sehingga meningkatkan produktivitas kerja, penurunan angka kematian
akibat komplikasi hipertensi, serta berkurangnya beban negara untuk pengobatan
penyakit jangka panjang akibat hipertensi.
QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
BalasHapus-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
• BB : 2B3D83BE