penyatuan alam

penyatuan alam
hewan dan lingkungan sekitar

Rabu, 22 Juli 2015

makalah peran serta masyarakat

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator status kesehatan di masyarakat. Menurut data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu mencapai 2,6 kematian per 100 kelahiran dan angka kematian bayi mencapai 32 kematian per 1000 kelahiran hidup.
Berdasarkan kecenderungan angka-angka tersebut, akan sulit dicapai target MDGs tahun 2015. Dari penilaian sistem kesehatan berbagai negara, Indonesia menempati urutan 106 dari 191 negara yang dinilai untuk indikator pencapaian yang mencakup status kesehatan dan tingkat tanggapan (responsiveness).
Puskesmas memegang peranan penting dalam usaha untuk menurunkan AKI, AKB, AKABA di Indonesia. Melalui program-program pokoknya diharapkan Puskesmas sebagai pelayanan strata pertama dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN), bisa menerapkan pelayanan kesehatan secara komprehensif (menyeluruh) yang meliputi usaha promotif, prventif, rehabilitatif, dan kuratif, secara terpadu dan berkesinambungan.
Selain puskesmas, dalam  usaha untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan akan menghasilkan kemandirian masyarakat dibidang kesehatan dengan demikian penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat merupakan proses sedangkan kemandirian merupakan hasil, karenanya kemandirian masyarakat dibidang kesehatan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di lingkungannya. Peran serta masyarakat di dalam pembangunan kesehatan dapat diukur dengan makin banyaknya jumlah anggota masyarakat yang mau memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti, Puskesmas, Pustu, Polindes, mau hadir ketika ada kegiatan penyuluhan kesehatan, mau menjadi kader kesehatan, mau menjadi peserta Tabulin, JPKM, dan lain sebagainya.
Bidan bersama sektor yang bersangkutan menggerakkan masyarakat dalam bentuk pengorganisasian masyarakat yaitu proses pembentukkan organisasi di masyarakat dan dapat mengidentifikasi kebutuhan prioritas dari kebutuhan tersebut, serta mengembangkan keyakinan dan berusaha memenuhi atas sumber–sumber yang ada di masyarakat.
Peran serta masyarakat mutlak didalam suatu upaya kesehatan termasuk upaya kesehatan ibu dan anak. Upaya kesehatan bukan oleh pemerintah saja, peran serta  masyarakat merupakan unsur mutlak dalam kegiatan upaya kesehatan  kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalin upaya pemecahannya sendiri adalah kunci kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat (Melani, 2009).

B. Tujuan
1.      Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengembangkan peran serta masyarakat melalui pengembangan desa.
2.      Tujuan Khusus
a.        Mahasiswa mampu memahami pencatatan kelahiran dan kematian bayi dan ibu di Puskesmas.
b.        Mahasiswa mampu menjelaskan tentang peran puskesmas dalam penggerakkan sasaran agar mau menerima pelayanan KIA.
c.        Mahasiswa mampu memahami peran serta masyarakat dalam mengatur transportasi setempat yang siap pakai dalam rujukan kedaruratan.
d.       Mahasiswa mampu menjelaskan bentuk peran serta masyarakat dalam mengatur biaya bagi masyarakat yang tidak mampu.
e.        Mahasiswa mampu memahami peran serta masyarakat dalam pendonoran darah.
f.         Mahasiswa mampu memahami keikitsertaan masyarakat dalam pertemuan rutin GSI dan desa siaga.
C. Manfaat
1.      Mahasiswa
Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang peran serta masyarakat melalui pengembangan desa.


2.      Puskesmas
Puskesmas dapat menggerakkan peran serta masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan.
3.      Masyarakat
Masyarakat mengetahui dan menerapkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya. Upaya kesehatan berumber daya masyarakat (UKBM) adalah wahana pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk, dan bersama mayarakat dengan bimbingan dari petugas puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait.
Pentingnya peran serta masyarakat memiliki arti penting dalam pembangunan pada umumnya dan pembangunan kesehatan pada khususnya. Hal ini terbukti dengan dicantumkannya peran serta masyarakat dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 9, 18, dan 174.
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1997, peran serta masyarakat adalah proses dimana individu, keluarga, lembaga, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha dan masyarakat luas pada umumnya:
1.      Mengambil tanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat.
2.      Mengembangkan kemampuan untuk berkontribusi dalam upaya peningkatan kesehatan mereka sendiri dan masyarakat sehingga termotivasi untuk pemecahan masalah kesehatan yang dihadapinya.
3.      Menjadi perintis pembangunan kesehatan dan memimpin dalam perkembangan kegiatan masyarakat dibidang kesehatan yang dilandasi dengan semangat gotong royong.
Peran serta masyarakat adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukam berdasarkan gotong royong dan swadaya masyarakat dalam rangka menolong mereka sendiri, mengenal, memecahkan masalah dan kebutuhan yang dirasakan masyarakat, baik dakam bidang kesehatan maupun dalam bidang yang berkaitan dengan kesehatan agar mampu memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat.
B. Tujuan Peran Serta Masyarakat
Menurut Melani (2009) tujuan pembinaan peran serta masyarakat adalah terwujudnya upaya yang dilakukan oleh masyarakat secara terorganisasi untuk meningkatkan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana menuju keluarga sehat dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut berbagai upaya yang dilakukan berbagai upaya yang dilakukan adalah:
1.      Peningkatan peran pemimpin di masyarakat untuk mendorong dan mengarahkan masyarakat dalam setiap upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.
2.      Peningkatan dan kesadaran serta kemauan masyarakat dalam pemeliharaan, perbaikan dan peningkatan keluarga terutama kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.
3.      Dorongan masyarakat untuk mengenali potensi tersedia yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kesehatan masyarakat.
Selain itu, tujuan peran masyarakat adalah tujuan program peran serta masyuarakat yang meningkatkan peran dan kemandirian dan kerja sama dengan lembaga-lembaga non pemerintah yang memiliki visi sesuai, yaitu meningkatkan kuantitas dan kualitas kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan masyarakat, memperkuat peran aktif masyarakat dalam setiap tahap dalam proses pembangunan melalui peniongkatan jaringan kemitraan dengan masyarakat (Laluna, 2008).
C. Metode Peran Serta Masyarakat
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997) langkah Pengembangan PSM meliputi:
1.      Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pemimpin wilayah, lintas sektor dan berbagai organisasi kegiatan yang dilaksankan melalui dialog, seminar, lokakarya dengan memanfaatkan media masa dan sistem informasi kesehatan.
2.      Persiapan petugas penyelenggara melalui pelatihan, orientasi kepemimpinan di bidang kesehatan.
3.      Persiapan masyarakat melaui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah kesehatan, dengan menggali dan menggerakkan sumber daya yang dimilikinya.
4.      Melaksanakan kegiatan kesehatan keluarga untuk masyarakat melalui kader yang terlatih.

D. Faktor-Faktor Peran Serta Masyarakat
Menurut Yeung (1986) beberapa faktor yang berpengaruh untuk membuat pendekatan peran serta masyarakat bekerja yaitu:
1.      Motivasi, insentif bagi kelompok untuk bekerjasama harus ada jika interaksi dan keterlibatan ingin berkelanjutan.
2.      Kepemimpinan masyarakat, keberadaan struktur kepemimpinan dalam organisasi formal dan informal di masyarakat.
3.      Kemampuan untuk melakukan learning approach, adanya fleksibilitas untuk mencoba aktifitas dan metode baru serta memberi peluang mekanisme feedback untuk belajar dari kesuksesan dan kesalahan. Dalam hal ini masyarakat diberi hak untuk menentukan pilihannya sendiri dan menanggung konsekuensinnya.
4.      Sumber daya, kemampuan sumber daya di masyarakat.
E. Pencatatan Kelahiran dan Kematian Ibu dan Bayi
Pencatatan adalah suatu kegiatan pokok baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas, puskesmas pembantu, dan bidan di desa harus ikut dicatat. Kematian ibu adalah kematian seseorang perempuan saat hamil  atau dalam 42 minggu setelah berhentinya kehamilan, tanpa memandang durasi atau lokasi kehamilan, karena berbagai penyebab yang berhubungan dengan distimulasi oleh kehamilan dan penanganannya, tetapi tidak dari kasus kecelakaan atau incidental (Depkes RI, 1998).
Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu (15-49 tahun) per 100.000 perempuan per tahun. Ukuran ini merefleksikan, baik risiko kematian ib hamil dan baru saja hamil, serta proporsi perempuan menjadi hamil pada satu tahun tersebut (Depkes RI, 1998). Angka kematian bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi sebelum mencapai umur tepat satu tahun per 1000 kelahiran hidup (Badan Pusat Statistik, 2003).
Tingginya angka kematian ibu dan kematian bayi menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan  (Maternal mortality is an indicator of how well the entire health care system is functioning). Penyebab kematian Ibu diantaranya adalah perdarahan, eklamsia, aborsi, infeksi, dan partus lama. Sedangkan penyebab kematian bayi adalah gangguan perinatal, sistem pernapasan, diare, sistem percernaan, tetanus, dan syaraf (Depkes RI, 1998).
F. Bentuk-Bentuk Peran Serta masyarakat
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggungjawab untuk mencapai pelayanan kesehata ibu dan anak. Menurut Kemenkes No. 128 (2004) pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, yaitu:
1.      Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.
2.      Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggarakan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.
3.      Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
4.      Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
5.      Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untk hidup sehat.
6.      Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan.
7.      Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksana program kesahatan.
8.      Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan
a.      Pelayanan kesehatan perorangan
b.      Pelayanan kesehatan masyarakat
Menurut Ali (2008) Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.  Ada 6 Program Pokok pelayanan kesehatan di  Puskesmas untuk meningkatkan pelayanan KIA yaitu:
1.     Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif)  yaitu bentuk pelayanan  kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter  secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan  yang diperoleh  selama anamnesis dan pemeriksaan.
2.     Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).
3.     Pelayanan KIA  dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di  Puskesmas yang ditujuhkan  untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita.
4.     Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu  program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).
5.     Kesehatan Lingkungan yaitu  program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat.
6.     Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.

G. Pengaturan Transportasi Setempat
Menurut Departemen Kesehatan RI (1997) pengaturan transportasi yang siap pakai untuk rujukan kegawatdaruratan yaitu:
1.      Rujukan Upaya Kesehatan
Rujukan upaya kesehatan ini pada dasarnya meneliti rujukan kesehatan serta rujukan medik yang dapat bersifat vertikal atau horizontal serta timbal balik. Rujukan kesehatan terutama berkaitan dengan upaya peningkatan dan pencegahan.
2.      Bantuan teknologi
Rujukan ini dapat berupa permintaan bantua teknologi tertentu baik dalam bidang kesehatan maupun yang berkaitan dengan kesehatan yang mampu memberikan teknologi tertentu. Teknologi yang diberikan harus tepat guna dan cukup sederhana dan dapat dikuasai dan dilaksanakan serta dapat dibiayai oleh masyarakat yang bersangkutan. Bantuan teknologi tersebut dapat berupa:
a.      Pembuatan jamban keluarga dan sarana air minum.
b.      Pembuangan air limbah.
c.      Penimbangan bayi untuk pengisian kartu menuju sehat.
3.      Bantuan sarana transportasi
Rujukan ini dapat berupa permintaan bantuan baik secara tertentu dalam bidang kesehatan maupun sarana yang terdapat pada sektor-sektor-sektor lain. Bantuan sarana transportasi tersebut dapat berupa obat-obatan, peralatan medis, ambulans guna untuk merujuk pasien yang mengalami kegawat daruratan dari puskesmas ke rumah sakit yang dapat siap pakai untuk pelaksanaan rujukan.
H. Pengaturan Biaya
Menurut Departemen Kesehatan RI (1997) pengaturan biaya kesehatan meliputi:
1.     Pengembangan pembiayaan kesehatan
Dalam rangka mencapai tujuan dan sarana pembangunan kesehatan diperlukan dana baik yang bersumber dari pemerintah maupun masyarakat terdapat kecenderungan, bahwa tingginya biaya kesehatan akan memberikan beban berat kepada pemerintah. Oleh karena itu, sesuai dengan dasar pembangunan sistem kesehatan nasional dan upaya kesehatan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat.
2.       Sumber-Sumber Pembiayaan
Sumber-sumber pembiayaan untuk pelaksanaan pembangunan kesehatan akan barasal dari:
a.      Masyarakat termasuk swasta misalnya, CSR (Corporate Social Responsibility), pengeluaran rumah tangga baik yang dibayarkan tunai atau melelui sistem asuransi, hibah dan donor dari LSM.
b.     Pemerintah pusat dan daerah misalnya, dana pemerintah pusat, dana pemerintah provinsi, dana pemerintah kabupaten kota, saham pemerintah dan BUMN, dan premi bagi Jamkesmas yang dibayarkan oleh pemerintah.
c.      Dana upaya kesehatan sebagai contoh Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).


3.     Cara Pembiayaan
Pengalokasian dana kedalam program atau kegiatan, hendaknya bukan saja di sesuakan dengan prioritas yang berorientasi pada manfaat dan daya guna yangg akan tercapai, namun hendaknya di pertimbangkan pula segi-segi kesesuaian dengan kebijaksanaan umum, namun digariskan dana diarahkan kepada program atau kegiatan yang dititikkan beratkan kepada upaya kesehatan dengan kelompok sasaran serta masyarakat dalam pembiayaan kesehatan baik biaya berupa biaya berobat, daya sehat maupun asuransi kesehatan merupakan komponen biaya upaya kesehatan secara menyeluruh  (Depkes RI, 1997).
I. Pengorganisasian Donor Darah
Donor darah merupakan salah satu strategi yang dilakukan Departemen Kesehatan, dalam hal ini direktorat Bina Kesehatan Ibu melalui program pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat dalam upaya mempercepat penurunan AKI (Bancoolen, 2011). Untuk menguatkan program tersebut Menteri Kesehatan Dr.dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K) mencanangkan dimulainya penempelan stiker program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) secara nasional. Dengan mencanangkan ini, semua rumah yang di dalamnya terdapat ibu hamil akan ditempeli stiker berisi nama, tanggal taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi dan calon pendonor darah. Dengan demikian, setiap kehamilan sampai dengan persalinan dan nifas dapat dipantau oleh masyarakat sekitar dan tenaga kesehatan sehingga persalinan tersebut berjalan dengan aman dan selamat.

Pengorganisasian donor darah adalah sekelompok warga yang siap untuk menjadi donor darah bagi ibu melahirkan yang membutuhakan darah. Para warga dikelompokkan berdasarkan golongan darahnya. Dengan pendataan dan pengelompokkan ini akan memudahkan warga dalam mendapatkan darah yang sesuai dengan kebutuhannya. Dalam proses pendonoran, kelompok ini dibantu atau bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) terdekat dengan mekanisme yang disepakati bersama antara bersama antara PMI dengan masyarakat.
J. Pertemuan Rutin Gerakan Sayang Ibu dan Desa Siaga
Gerakan sayang Ibu (GSI) adalah gerakan yang mengembangkan kualitas perempuan utamanya melalui percepatan penurunan angka kematian ibu yang dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dengan meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian dalam upaya integrative dan sinergis (Syarifudin, (2011). Upaya percepatan penurunan AKI dan AKB juga merupakan komitmen internasional dalam rangka target mencapai target Millineum Development Goal’s (MDG’s).
Dalam pelaksanaan GSI, kecamatan merupakan lini terdepan untuk mensinergikan antara pendekatan lintas sektor dan masyarakat dengan pendekatan social budaya secara komprehensif utamanya dalam mempercepat penurunan AKI dan AKB. Selain itu juga GSI mempromosikan program kesehatan di komunitas lainnya seperti desa siaga. Wujud aksi siaga adalah pembantukan desa siaga, yaitu desa dimana warga dan pihak-pihak terkait di dalamnya siap-siaga dan bergotong royong melakukan upaya-upaya penyelamatan ibu dan bayi baru lahir, terutama pada masa kritis 1-7 hari pasca kelahiran, sehingga mendukung upaya-upaya penyiapan manusia sehat sejak dini.
Tujuan yang akan dicapai dari aksi siaga dengan pembentukan desa siaga adalah untuk membentuk atau mengembangkan sistem pencatatan kehamilan, kelahiran dan kematian ibu dan bayi, menumbuhkan dukungan promosi masyarakat dalam perawatan BBL, dan meningkatkan perubahan perilaku masyarakat dalam pemberian ASI segera dan ASI saja selama 6 bulan sejak kelahiran.














BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sistem transportasi di Puskesmas Sewon 1 sudah cukup memadai dengan adanya dua pukkesmas keliling. Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan peran serta masyarakat di Puskesmas Sewon I sudah baik. Hal itu terlihat dari pencatatan kelahiran dan kematian ibu dan bayi di Puskesmas Sewon 1 sudah melakukan tugas pokok puskesmas yang dibantu oleh bidan desa dan BPS dengan melaporkan data kelahiran dan kematian bayi dan ibu. Peran puskesmas dalam penggerakan KIA juga sudah baik terlihat dari sudah banyaknya program yang dilakukan untuk kesehatan ibu dan Puskesmas Sewon 1 juga telah mengadakan program baru untuk balita yaitu program MTBS yang menjadi program unggulan.
Puskesmas keliling juga dimanfaatkan dalam rujukan kegawatdaruratan di Puskesmas Sewon 1. Untuk masalah pembiayaan bagi masyarakat tidak mampu, Puskesmas Sewon 1 melayanai Jamkesmas, Jampersal, Jamkesda, Askes. transportasinya Puskesmas Sewon 1 menggunakan 2 unit puskesmas keliling dan untuk rujukan kegawatdaruratan. Untuk masalah pembiayaan bagi masyarakat tidak mampu, Puskesmas Sewon 1 melayani Jamkesmas, Jampersal, Jamkesda, Askes. Kemudian untuk pengorganisasian donor darah di Puskesmas Sewon 1 menggunakan program P4K sudah sesuai dengan program Menteri Kesehatan RI. Hanya saja untuk pertemuan rutin gerakan sayang ibu di Puskesmas Sewon 1 tidak mengadakan pertemuan yang mengatas namakan gerakan sayang ibu namun melakukan beberapa pertemuan rutin setiap satu bulan sekali dengan melakukan dua program yaitu in door dan out door.
B.     Saran
1.      Bagi Puskesmas
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja puskesmas dalam memberdayakan masyarakat sehingga tercapai kesejahteraan masyarakat dalam bidang kesehatan.
2.      Bagi Masyarakat
Lebih meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
3.      Bagi Mahasiswa
Untuk lebih memahami peran serta masyarakat melalui pengembangan desa.









DAFTAR PUSTAKA

Arali, 2008, Program Pelayanan Kesehatan di Puskesmas, http://arali2008.wordpress.com/2011/12/16/program-pelayanan-kesehatan-di puskesmas/, diunduh tanggal 02 Mei 2013 pukul 21.00 WIB.
Dancoolen, R, 2011, Kegiatan Donor Darah Berjalan,  http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/04/kegiatan-donor-darah-berjalan.html#, diunduh pada tanggal 20 arpil 2013 pukul 20.00 WIB.
Husada, D, 2011, Pencatatan Kelahiran dan Kematian, http://rantingbungaayu.blogspot.com/p/pencatatan-kelahiran-dan-kematian.html, diunduh tanggal 28 April 2013 pukul 19.00 WIB.
Husada, D, 2011, Pengorganisasian Donor Darah Berjalan, http://kebidanank.blogspot.com/p/pengorganisasian-donor-darah-berjalan.html, diunduh tanggal 29 April 2013 pukul 21.00 WIB.


makalah perkembangan psikologi pada anak

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang psikologi perkembangan usia pre school,anak. Seorang ahli psikologi, Elizabeth B. Hurlock mengatakan bahwa kurun usia pra sekolah disebut sebagai masa keemasan (the golden age). Karenanya di usia ini anak mengalami banyak perubahan baik fisik dan mental, dengan berbagai karakteristik. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, kesadaran emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya. Perkembangan anak anak optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan.
Perkembangan anak penting dijadikan perhatian khusus bagi orangtua. Sebab, proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang. Jika perkembangan anak luput dari perhatian orangtua (tanpa arahan dan pendampingan orangtua), maka anak akan tumbuh seadanya sesuai dengan yang hadir dan menghampiri mereka. Dan kelak, orangtua juga yang akan mengalami penyesalan yang mendalam. Dampak negatif dari perkembangan anak yang kurang perhatian dari orang tuanya adalah anak menjadi nakal dan susah diatur. Dan dampak lain yang ditimbulkan adalah perusakan moral yang dialami anak yang kemungkinan diakibatkan dari salah bergaul dan berteman. Dan akhirnya, anak-anak inilah yang membawa dampak buruk bagi teman-temannya.





B. Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan psikologi perkembangan?
2.      Bagaimana teori/pendekatan tentang perkembangan anak usia pra sekolah, anak?
3.      Bagaimana perkembangan psikologi anak pada masa sekolah?
4.      Bagaimana karakteristik perkembangan anak pada masa pubertas?

























BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan itu dapat diartikan sebagai berikut. That branch of psychology which studies processes of pra and post natal growth and the maturation of behavior”. Maksudnya adalah “ Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi yang mempelajari proses perkembangan individu, baik sebelum maupun setelah kelahiran berikut kematangan perilaku. Psikologi perkembangan merupakan “cabang psikologi yang mempelajari perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu dari mulai masa konsepsi sampai mati” (http://www.http://azizahamPsikologi Perkembangan.html). Kedua pendapat di atas menunjukan bahwa psikologi perkembangan merupakan salah satu bidang psikologi yang memfokuskan kajian atau pembahasannya mengenai perubahan tingkah laku dan proses perkembangan dari masa konsepsi (pra natal) sampai mati.
Psikologi anak merupakan cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan perkembangan stuktur jasmani, perilaku, dan fungsi mental manusia yang dimulai sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati. Psikologi anak sebagai pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup (mempelajari bagaimana proses berpikir pada anak-anak, memiliki persamaan dan perbedaan, dan bagaimana kepribadian seseorang berubah dan berkembang. (Desmita. 2005)
B. Karakteristik Fase Perkembangan Pada Prasekolah ( Usia Taman Kanak – Kanak )
1.      Perkembangan Fisik
Perkembangan  fisik anak ditandai juga dengan berkembangnya kemampuan atau keterampilan motorik, baik yang kasar maupun yang lembut. Kemampuan motorik tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut. Fungsi utama dari bidang perkembangan fisik adalah terkait kemampuan anak untuk bergerak dan mengendalikan bagian tubuhnya. Proses perbaikan (refinement) perkembangan fisik terkait dengan kematangan pada otak, masuknya input dari sistem sensorik, adanya peningkatan ukuran dan jumlah urat otot, sistem syaraf yang sehat dan kesempatan yang diberikan untuk berlatih. Pandangan psikolog masa kini memperlihatkan juga bahwa lingkungan yaitu pengalaman, memainkan peran yang sangat penting dalam timbulnya keterampilan motorik yang baru. (Desmita. 2005)

USIA
KEMAMPUAN MOTORIK KASAR
KEMAMPUAN MOTORIK LEMBUT / HALUS
3 – 4 tahun




4 – 6 tahun
1. Naik dan turun tangga
2. Meloncat dengan dua kaki
3. Melempar bola
1. Meloncat
2. Mengendarai sepeda anak
3. Menangkap bola
4. Bermain olahraga
1. Menggunakan krayon
2. Menggunakan benda / alat
3. Meniru bentuk ( meniru gerakan orang lain )
1. Menggunakan pensil
2. Menggambar
3. Memotong dengan gunting
4. Menulis huruf cetak 

2.      Perkembangan Intelektual
Secara ringkas perkembangan intelektual masa prasekolah ini dapat dilihat pada tabel berikut. Perkembangan intelektual dikenal juga dengan istilah perkembangan kognitif, sedangkan intelektual itu sendiri menurut Jean Piaget berasal dari istilah bahasa Inggris yaitu intellect, yang berarti akal budi yang berdasarkan aspek-aspek kognitifnya, khususnya proses berfikir yang lebih tinggi (Bybee dan Sund, 2000). Sedangkan intelligence atau intelegensi menurut Jean Piaget diartikan sama dengan kecerdasan, yaitu seluruh kemampuan berfikir dan bertindak secara adaptif, termasuk kemampuan mental yang kompleks seperti berfikir, mempertimbangkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan menyelesaikan persoalan-persoalan.






PERIODE
DESKRIPSI
Praoperasional
1.    Mampu berpikir dengan menggunakan simbol (symbolic function).
2.    Berpikirnya masih dibatasi oleh persepsinya. Mereka meyakini apa yang dilihatnya, dan hanya terfokus kepada satu atribut / dimensi terhadap satu objek dalam waktu yang sama. cara berpikir mereka bersifat memusat ( centering ).
3.    Berpikirnya masih kaku tidak fleksibel. Cara berpikirnya berfokus kepada keadaan awal atau akhir dari suatu transformasi, bukan kepada transformasi itu sendiri yang mengantarai keadaan tersebut. Contohnya: Anak mungkin memahami bahwa dia lebih tua dari adiknya, tetapi mungkin tidak memahaminya, bahwa adiknya lebih muda dari dirinya.
4.    Anak sudah mulai mengerti dasar – dasar mengelompokkan sesuatu atau dasar satu dimensi, seperti atas kesamaan warna, bentuk dan ukuran.

3.      Perkembangan Emosional
Beberapa jenis emosi yang berkembang pada masa anak, yaitu sebagai berikut.
a.         Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang dianggap membahayakan.
b.        Cemas, yaitu perasaan takut yang bersifat khayalan, yang tidak ada objeknya. kecemasan ini muncul mungkin dari situasi – situasi yang dikhayalkan, berdasarkan pengalaman yang diperoleh, baik perlakuan orangtua, buku – buku bacaan/komik, radio, atau film.
c.         Marah, merupakan perasaan tidak senang, atau benci baik terhadap orang lain, diri sendiri, atau objek tertentu, yang diwujudkan dalam bentuk verbal ( kata – kata kasar / makian / sumpah serapah ), atau nonverbal ( seperti mencubit, memukul, menampar, menendang, dan merusak ).
d.        Cemburu, yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain yang dipandang telah merebut kasih saying dari seseorang yang telah mencurahkan kasih saying kepadanya. Sumber yang menimbulkan rasa cemburu selalu bersifat situasi sosial, hubungan dengan orang lain.
e.         kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, yaitu perasaan yang positif, nyaman, karena terpenuhi keinginannya.
4.      Perkembangan Bahasa
                 Perkembangan bahasa anak usia prasekolah, dapat diklasifikasikan ke dalam dua tahap ( sebagai kelanjutan dari dua tahap sebelumnya ) yaitu sebagai berikut. (Dian Ratnaningtyas, dkk. 2012)
a.      Masa ketiga ( 2,0 – 6,0 ) yang bercirikan
1)     Anak sudah mulai bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna.
2)     Anak sudah mampu memahami tentang perbandingan, misalnya burung pipit   lebih kecil dari burung perkutut, anjing lebih besar dari kucing.
b.     Masa keempat ( 2,6 – 6,0 ) yang bercirikan
1)     Anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya.
2)     Tingkat berpikir anak sudah lebih maju, anak banyak menanyakan soal waktu – sebab akibat melalui pertanyaan – pertanyaan: kapan, ke mana, mengapa, dan bagaimana.
5.      Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh sosial psikologis keluarganya. Apabila di lingkungan keluarga tecipta suasana yang harmonis, saling memperhatikan, saling membantu ( bekerja sama ) dalam menyelesaikan tugas – tugas keluarga atau anggota keluarga, terjalin komunikasi antar anggota keluarga, dan konsisten dalam melaksanakan aturan, maka anak akan memiliki kemampuan, atau penyesuaian sosial dalam berhubungan dengan orang lain.
6.      Perkembangan Bermain
Usia anak pra sekolah dapat dikatakan sebagai masa bermain, karena setiap waktunya diisi dengan kegiatan bermain. Yang dimaksud dengan kegiatan bermain disini adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan kebebasan batin untuk memperoleh kesenangan.
7.      Perkembangan Kepribadian
Aspek-aspek perkembangan kepribadian anak itu meliputi hal-hal berikut.
a.      Dependency & Self-Image
Konsep anak pra sekolah tentang dirinya sulit dipahami dan dianalisis, karena ketrampilan bahasanya belum jelas dan pandangannya terhadap orang lain masih egosentris.
b.     Initiative vs Guilt
Erik erikson mengemukakan suatu teori bahwa anak prasekolah mengalami suatu krisis perkembangan, karena mereka menjadi kurang dependen dan mengalami konfliks antara “Initiative dan Guilt”.
8.      Perkembangan Moral
Pada masa ini, anak sudah memiliki dasar tentang sikap moralitas terhadap kelompok sosialnya (orang tua, saudara dan teman sebaya). Melalui pengalaman berinteraksi dengan orang lain (orang tua, saudara dan teman sebaya) anak belajar memahami tentang kegiatan atau perilaku mana yang baik, boleh, diterima, disetujui atau buruk, tidak boleh, ditolak, tidak disetujui.
9.      Perkembangan Kesadaran Beragama
Kesadaran beragama pada usia ini ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.
a.      Sikap keagamaannya bersifat reseptif (menerima) meskipun banyak bertanya.
b.     Pandangan ketuhanannya bersifat anthropormorph(dipersonifikasikan).
c.      Penghayatan secara rohaniah masih superficial (belum mendalam) meskipun mereka telah melakukan atau berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ritual.
C. Perkembangan Anak Pada Masa Sekolah
a.       Tahapan Operasional
            Antara usia 7 sampai 12 tahun, yaitu pada tahapan operasianal konkret, anak-anak menguasai berbagi konsep konservasi u ntuk melakukan manipulasi logis lainya. Misalnya, mereka dapat menyusun benda berdasarkan dimensi, seperti tinggi dan berat. Mereka juga dapat membentuk penyajian mental mengenai serangkain tindakan. Anak-anak yang berumurlima tahun dapat mencari jalaqn sendiri ke rumah temenya tetapi tidxak dapat menunjukkan kepada anda atau menelusuri rute atau menelusuri dengan kertas dan pensil. Mereka  dapat mencari jalan karena mereka tahu harus membelok pada tempat-tempat tertentu, tetapi mereka tidak mempunnyai gambaran rute secara keseluruhan. Sebaliknya anak-anak berumur 8 tahun sanggup menggambarkan peta rute itu.
1.      Perkembangan Intelektual
            Pada usia sekolah dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektuan, atau melaksnakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti: membaca, menulis dan menghitung).
2.      Perkemankembangan Bahasa
            Bahasa adalah sarana komunikasi denagan dengan orang lain. Dalam pewngertian ini mencakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak menggunakan kata-kata, kalimat bunyi, lambang, tuilsan. Usia  sekoalah dasar ini merupakan msa perkembangan pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Pada awal masa ini, anak suadah menguasai sekitar 2.500 kata, dan pada masa akhir (usia11-12 tahun) telah dapat menguasai sekitar 50.000 kata.
Dengan dibekali pelajaran bahasa ini, diharapkan peserta didik dapat menguasai dan mempergunakan sebagai alat untuk:
a.      Berkomunikasi dengan orang lain,
b.      Menyatakan isi hatinya (perasaannya),
c.      Memahami keterampilan mengolah informasi yang diterimanya,
d.     Berfikir (menyatakan gagasan atau pendapat),
e.      Mengembangkan kepribadiannya, seprti menyatakan sikap dan  kenyakinan.
3.      Perkembangan sosial
            Maksud perkembengan sosial disni adalah pencapai kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga dikatakan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan moral (agama). Perkembangan sosial pada anak-anak sekolah dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan, di samping dengan keluarga juga dia mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya (peer group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah tembah luas.
4.      Perkembangan Emosi
            Menginjak usia sekolah, anak mulai menyadari bahawa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima di masyarakat. Emosi-emosi yang secara dialami pada tahap perkembangan usia sekolah ini adalah marah, takut, iri hati, kasih sayang, rasa ingin tahu, dan kegembiraan (rasa senagng, nikmat, atau bahagia).
            Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi yang positif, seperti perasaan senang, bergairah, bersemangt atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan penjelasan guru, membaca buku,aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas, dan disiplin dalam belajar.
5.      Perkembangan Moral
            Anak mulai mengenal konsep moral (mengenal benar sah atau baik-buruk) pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada mulanya, mungkin anak tidak mengerti konsep moral ini, tetapi lambat laun anak akan memahaminya. Usaha menanamkan konsep moral sejak usia dini (prasekolah) merupakan hal yang seharusnya, karena informsi yang diterima anak mengenai benar- salah atau baik-buruk akan menjadi pedoman pada tingkah lakunya di kemudian hari.
6.      Perkembangan Penghayatan Keagamaan
            Pada masa ini, perkembangan penghayatan keagamaan ditandai dengan ciri-cirisebagai berikut:
a.      Sikap keagamaan bersifat reseptif disertai pengertian.
b.      Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaiadah-kaidah logika yang berpedoman pada indikator alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan-Nya.
c.      Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterimanya sebagai keharusan moral.

7.      Perkembagan Motorik,
Seiring dengan perkembangan fisiknya yang beranjak maka perkembangan motorik anak sudah dapat terkodinasi dengan baik. Pada masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik ini, seperti menulis, menggambar, melukis, mengetik (komputer), berenamg, main bola, dan atletik.
            Sesuai perkembangan fisik (motorik ) maka di kelas-kelas permulaan sangat tepat diajarkan :
a.      Dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar.s
b.      Keteramilan dalam mempergunakan alat-alat olahraga (menerima, menendang, dan memukul).
c.      Gerakan-gerakan untuk meloncat, berlari, berenang, dan sebagainya.
d.     Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan, ketertiban, dan kedisiplinan.
8.      Perkembangan Fisik
            Perkembangan fiusik cenderung lbih stabil atau tenang sebelum memasuki masa remaja yang pertumbuhannya sangat cepat. Masa yang tenang ini diperlukan oleh anak untuk belajar berbagai kemampuan akademik. Anak lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat serta belajar berbagai keterampilan. Kenikan tinggi dan berat badan bervariasi antara anak satu dengan yang lain.
9.      Perkembangan Bicara
            Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berkelompok. Anak belajar bagaimana berbicara dengan baik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bertambahnya kosakata yang berasal dari berbagai sumber menyebabkan semakin banyak pembendaharaan kat yang dimiliki.
10.  Kegiatan Bermain
            Permainan yang disukai cenderung kegiatan bermain yang dilakukan secara kelompok, kecuali anak-anak yang kurang diterima di kelompoknya dan cenderung memilih bermain sendiri. Bermain yang sifatnya menjelajah, ketempat-tempat yang belum pernah dikunjungi baik dikota maupun di desa mengasikkan bagi anak.
11.  Usia 10-12
            Pada usia 10-12 tahun, perhatian membaca puncaknya. Materi bacaan semakin luas. Anak-anak laki menyenangi hal-hal yang sifatnya menggemparkan, misterius, dan kisah-kisah pertualangan. Anak perempuan menyenagi cerita kehidupan seputar rumah tangga.
a.       Tugas-tugas
Menurut Syamsu Yusuf, perkebembangan pada masa ini meliputi:
1.      Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan permainan.
2.      Belajar membentuk sikap yang seaht terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
3.      Belajar bergaul dengan teman sebaya.
4.      Belajar memainkan peranan sesuai jenis kelaminnya.
5.      Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
6.      Belajar mengembangkan konsep sehari-hari.
D. Perkembangan Psikologi Pada Masa Pubertas
1.      Konsep Pengertian Remaja
Fase remaja adalah masa transisi atau peralihan dari akhir masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Dengan demikian, pola pikir dan tingkah lakunya merupakan peralihan dari anak-anak menjadi orang dewasa (Damaiyanti, 2008). Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri seseorang dalam rentang masa kanak-kanak sampai masa dewasa. Pada masa ini, pola pikir dan tingkah laku remaja sangat berbeda pada saat masih kanak-kanak. Hubungan dengan kelompok (teman sebaya) lebih erat dibandingkan hubungan dengan orang tua.
2.      Tahap Perkembangan Remaja
Tahap perkembangan remaja dimulai dari fase praremaja sampai dengan fase remaja akhir berdasarkan pendapat  Sullivan (1892-1949). Pada fase-fase ini terdapat beragam ciri khas pada masing-masing fase. Tugas perkembangan terpenting dalam fase praremaja yaitu,belajar melakukan hubungan dengan teman sebaya dengan cara berkompetisi, berkompromi dan kerjasama.
Berpendapat bahwa, hal terpenting pada fase ini, antara lain:
1)     Tantangan utama adalah mengembangkan aktivitas heteroseksual.
2)     Terjadi perubahan fisiologis.
3)     Terdapat pemisahan antara hubungan erotik yang sasarannya adalah lawan jenis dan keintiman dengan jenis kelamin yang sama.
4)     Jika erotik dan keintiman tidak dipisahkan, maka akan terjadi hubungan homoseksual.
3.      Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Perkembanang Biologis
Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial.
Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget  pemikiran operasional formal berlangsung antara usia 11 sampai 15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak, idealis, dan logis daripada pemikiran operasional konkret. Piaget menekankan bahwa bahwa remaja terdorong untuk memahami dunianya karena tindakan yang dilakukannya penyesuaian diri biologis. Secara lebih lebih nyata mereka mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain. (Desmita. 2009)
4.      Ciri-Ciri Masa Puber
Masa puber adalah periode yang unik dan khusus yang ditandai oleh perubahan-perubahan perkembangan tertentu yang tidak jelas dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan. Ciri-ciri masa puber (Desmita. 2009) :
·         Masa Puber Adalah Periode Tumpang Tindih
Masa puber harus dianggap sebagai periode tumpang tindih karenamencakup tahun-tahun akhirmasa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja.
·         Masa Puber Adalah Periode yang Singkat
Dibandingkan dengan banyaknya perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh, masa puber relatif merupakan periode yang singkat, sekitar dua sampai empat tahun. Anak yang mengalami masa puber selama dua tahun atau kurang dianggap sebagai anak yang “ cepat matang,” sedangkan yang memerlukan tiga sampai empat tahun untuk menyelesaikan peralihan menjadi dewasa dianggap sebagai anak yang “ lambat matang.”
·         Masa Puber Dibagi dalam Tahap-tahap
Meskipun masa puber relatif merupakan periodeyang singkat dalam rentang kehidupan, namun biasanya dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
o   Tahap Prapuber, Tahap ini merupakan tumpang tindih dengan satu atau dua tahun terakhir masa 3 kanak-kanak pada saat anak dianggap sebagai “ prapuber”, yaitu bukanlah seorang anak tetapi belum juga seorang remaja, tetapi bisa disebut tahap pematangan.
o   Tahap Puber, Tahap ini terjadi pada garis pembagi antara masa kanak-kanak dan masa remaja, saat dimana kriteria kematangan seksual muncul haid pada anak perempuan dan pengalaman akan mimpi basah pertama kali di malam hari pada anak laki-laki.
o   Tahap Pascapuber, Tahap ini bertumpang tindih denga tahun pertama atau tahun kedua remaja.Selama tahap ini, ciri-ciri seks skunder telah berkembang baik dan organ-organ seks telah berkembang dengan matang.
·         Masa Puber Merupakan Masa Pertumbuhan dan Perubahan yang Pesat
Perubahan-perubahan pesat yang terjadi selama masa puber menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak nyaman, dan dalam banyak kasus mengakibatkan perilaku yang kurang baik. Dalam membahas perubahan-perubahan ini, Dunbar menyatakan (Desmita. 2009) :
·         Masa Puber Merupakan Fase Negatif
Bertahun-tahun yang lalu, Charlotte Buhler menamakan masa puber sebagai 4 fase negatif. Istilah fase menunjukkan periode yang berlangsung singkat, negatif berarti bahwa individu mengambil sikap “anti” terhadap kehidupan atau kelihatannyakehilangan sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah berkembang. Terdapat bukti bahwa sikap dan perilaku negatif merupakan ciri dari bagian awal masa puber dan yang terburuk dai fase negatif ini akan berakhir bila individi secara seksual menjadi matang.


5.      Kriteria Pubertas
            Pubertas (puberty) ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi dengan pesat. Kriteria yang paling sering digunakan untuk menentukan timbulnya pubertas dan untuk memastikan tahap Pubertas tertentu yang telah dicapai adalah menstruasi, basah malam , bukti yang diperoleh dari analisis kimia terhadap air seni dan foto sinar X dari perkembangan tulang. (Damaiyanti, 2008)
6.      Perubahan Tubuh Pada Masa Puber
            Selama pertumbuhan pesat masa puber, terjadi empat perubahan fisik penting di mana tubuh anak dewasa yaitu perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder. (Hurlock., E.B. 2008)
·         Perubahan ukuran tubuh
Perubahan fisik utama pada masa puber adalah perubahan ukuran tubuh dalam tinggi dan berat badan. Di antara anak-anak perempuan,rata-rata peningkatan per tahun dalam tahun sebelum haid adalah 3 inci, tetapi peningkatan itu bisa jua terjadi 5 sampai 6 inci. Dua tahun sebelum menstrusi peningkatan rata-rata adalah 2,5 inci. Jadi peningkatan keseluruhan selama dua tahun sebelum menstrusi adalah 5,5 inci. Setelah menstrusi, tingkat pertumbuhan menurun kira-kira 1 inci setahun dan berhenti sekitar delapan belas tahun.
·         Perubahan Proporsi Tubuh
Perubahan fisik pokok yang kedua adalah perubahan proporsi tubuh. Daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya terlampau kecil, sekarang menjadi terlampau besar karena kematangan tercapai lebih cepat dari daerah-daerah tubuh yang lain. Ini tampak jelas pada hidung, kaki dan tangan. Barulah pada bagian akhir masa remaja seluruh daerah tubuh mencpai ukuran dewasa, meskipun perubahan besar terjadi sebelum masa puber usai.
7.      Ciri-ciri seks primer
Ciri-ciri seks primer ini ini berbeda antara anak laki-laki dan anak perempuan. Bagi anak laki-laki, ciri-ciri seks primer yang sangat penting ditunjukkan dengan pertumbuhan yang cepat dari batang kemaluan (penis) dan kantung kemaluan (scrotum), yang mulai terjadi pada usia sekitar 12 tahun dan berlangsung sekitar 5 tahun untuk penis dan 7 tahun untuk skrotum. Perubahan-perubahan pada ciri-ciri seks primer pada pria ini sangat dipengaruhi oleh hormon, terutama hormon perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak (pituitary gland). Hormon perangsang pria ini merangsag testis, sehingga testis menghasilkan hormon testosteron dan androgen serta spermatozoa. Karena itu, kadang-kadang sekitar usia 12 tahun, anak laki-laki kemungkinan untuk mengalami penyemburan air mani (ejaculation of semen) mereka yang pertama atau yang dikenal dengan istilah “mimpi basah”. Sementara itu, pada anak perempuan, perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan munculnya periode menstruasi, yang disebut dengan manarche, yaitu menstruasi yang pertama kali dialami oleh gadis. Terjadinya menstruasi yang pertama ini memberi petunjuk bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan telah matang, sehingga memungkinkan mereka untuk mengandung dan melahirkan anak. (Hurlock., E.B. 2008)
8.      Perubahan ciri-ciri seks sekunder
Ciri-ciri seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan proses reproduksi, namun merupakan tanda-tanda yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. (Damaiyanti, 2008)
E. Akibat Perubahan Fisik Masa Puber Terhadap Sikap Dan Perilaku
Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa perubahan dalam sikap dan perilaku yang terjadi pada saat ini lebih merupakan akibat dari perubahan sosial dari pada perubahan kelenjar yang berpengaruh pada keseimbagan tubuh. Semakin sedikit simpati dan pengertian yang diterima anak puber dari orang tua, kakak-asik, guru-guru dan teman-teman, dan semakin besarnya harapan sosial pada periode ini, semakin besar akibat psikologis dari perubahan-perubahan fisik. Perubahan masa puber terhadap sikap dan perilaku yang paling umum, paling serius, dan paling kuat seperti dipaparkan dibawah ini. (Zulkifli, L. 2006)
1.     Ingin Meyendiri, Kalau perubahan pada masa puber mulai terjadi anak-anak biasanya menarik diri dari teman-temannya dan dari berbagai kegiatan keluarga dan sering bertengkar dengan teman-teman dan anggota keluarga.
2.      Bosan, Anak puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-tugas sekolah,kegiatan sosial dan kehidupan pada umumnya. Akibatnya, anak sedikit sekali bekerja sehingga prestasi diberbagai bidang cenderung menurun.
3.     Inkoordinasi, Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi gerakan dan anak akan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu.
4.     Antagonisme sosial, Anak puber seringkali tidak mau bekerja sama, sering membantah dan menentang. Permusuhan terbuka antara dua jenis kelamin berlainan di ungkapkan dalam kritik dan komentar-komentar yang merendahkan. Dengan berlanjutnya masa puber, anak kemudian menjadi lebih ramah, lebih dapat bekerja sama dan lebih sabar kepada orang lain.
5.     Emosi yang meninggi, Pada masa ini anak merasa khawatir, gelisah dan cepat marah. Sedih, mudah marahn suasana hati yang negatif sangat sering terjadi selama masa prahaid dan awal periode haid. Dengan semakin matangnya keadaan fisik, ketegangan mulai berkurang dan anak sudah mulai mampu mengendalikan emosinya.
6.      Hilangnya kepercayaan diri, menjadi kurang percaya diri dan takut akan kegagalan karena daya tahan fisik menurun dan karena kritik yang bertubi-tubi dari orang tua dan teman-temannya. Banyak anak laki-laki dan perempuan setelah masa puber mempunyai perasaan rendah diri.








BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Menurut sejumlah ahli perkembangan, pada anak perempuan pubertas terjadi sekitar usia 10 tahun, sedangkan pada anak laki-laki terjadi pada usia sekitar 12 tahun. Masa puber merupakan periode yang unik dan khusus yang ditandai oleh perubahan-perubahan perkembangan tertentu yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.














DAFTAR PUSTAKA

http://azizahamdi.blogspot.com/2012/05/perkembangan-intelektual-anak.html
http://www. makalahskripsi. com/2013/09/ makalah-perkembangan-peserta-didik-2.html
http://yusnan3.blogspot.com/
http://www. sdn3seloromo. sch.id/perkembangan-intelektual-dan-emosional-anak-usia-sekolah-dasar/
http://nonagusti. blogspot. psikologi com/2014/04/makalah-teori-eksistensialisme-viktor_6075.html

http://www.http://azizahamPsikologi Perkembangan.html